Predatory Journal: Bahaya dan Dampaknya bagi Dunia Akademis


Predatory Journal: Bahaya dan Dampaknya bagi Dunia Akademis

Dunia akademis merupakan tempat yang seharusnya diisi dengan penelitian dan publikasi ilmiah yang berkualitas. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul fenomena yang mengancam integritas dunia akademis, yaitu predatory journal. Predatory journal merupakan jurnal ilmiah yang tidak memiliki standar dan kualitas yang baik, namun tetap menerima dan mempublikasikan artikel ilmiah dengan imbalan uang.

Bahaya dari predatory journal ini sangat besar bagi dunia akademis. Pertama, dengan adanya predatory journal, reputasi dan kredibilitas dunia akademis menjadi tercemar. Artikel ilmiah yang dipublikasikan di predatory journal tidak melalui proses review yang ketat, sehingga informasi yang disampaikan bisa jadi tidak valid dan tidak dapat dipercaya. Hal ini akan mengakibatkan penyebaran informasi yang salah dan merugikan bagi masyarakat luas.

Dampak lain dari predatory journal adalah menurunnya kualitas penelitian dan publikasi ilmiah. Para peneliti yang memilih untuk mempublikasikan artikel ilmiahnya di predatory journal hanya demi kepentingan pribadi atau institusi, tanpa memperhatikan kualitas dan manfaat dari penelitian tersebut. Hal ini akan merugikan dunia akademis secara keseluruhan, karena penelitian yang berkualitas akan sulit untuk diidentifikasi dan diakses oleh masyarakat.

Untuk mengatasi masalah predatory journal ini, perlu adanya kerjasama antara semua pihak yang terlibat dalam dunia akademis, seperti peneliti, penerbit, dan lembaga pengawas. Peneliti harus lebih selektif dalam memilih jurnal ilmiah yang ingin mereka publikasikan, dan lebih berhati-hati dalam menilai kualitas dari jurnal ilmiah tersebut. Penerbit juga harus lebih transparan dalam proses review dan seleksi artikel ilmiah, serta memberikan informasi yang jelas kepada peneliti tentang standar dan kriteria yang digunakan.

Dengan langkah-langkah preventif yang tepat, diharapkan predatory journal dapat diatasi dan dunia akademis dapat kembali menjadi tempat yang diisi dengan penelitian dan publikasi ilmiah yang berkualitas. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga integritas dunia akademis agar tetap menjadi tempat yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Referensi:

1. Beall, J. (2016). Predatory publishers are corrupting open access. Nature, 534(7607), 326.

2. Shen, C., & Björk, B. C. (2015). ‘Predatory’ open access: a longitudinal study of article volumes and market characteristics. BMC medicine, 13(1), 230.

3. Dadkhah, M., & Bianciardi, G. (2019). Ranking predatory journals: solve the problem instead of removing it!. Advanced Pharmaceutical Bulletin, 9(3), 319.